dia terlihat mengernyitkan dahinya
sedari tadi perhatiannya tertuju pada Handphonenya
kadang wajahnya cemberut, kadang menggelengkan kepala
hingga ia menulis kalimat singkat yang membuat hati terasa kelu
"aku cape ngomong sama kamu, Nha"
Aku hanya terdiam, membaca balasan pesan singkatnya itu
aku menghela napas panjang, rupanya selama ini,
aku selalu mengajaknya berlari-lari berkilo-kilo meter
hingga ia cape berbicara padaku,
kuseka bulir air mata yang gak sengaja keluar
yang biasanya aku bicara sejelas mungkin, kini kutulis dengan sependek mungkin
"Aku serius" kataku menulis dengan penuh perhatian
"Stop, berhenti kataku! " Pesan singkatmu bikin ku tambah tak bisa mengetik apapun, untuk balasanmu
gak bisa, aku gak bisa berhenti.
silahkan saja, kalau kamu mau berhenti dan cape,
aku belum cape dan gak akan berhenti.
hingga air mataku mengering, aku masih sempat beberapa jam dari itu
mengutarakan alasan yang membuat kamu kembali ceria lagi
dan tak pernah berpikir untuk cape ngomong dengan aku
bahagianya, seberapa detik yang lalu - Kamu mampu membuat
semua menjadi tak ada artinya, namun tak lama,
kamu jadikan lagi seindah yang belum pernah ada
aku sempat berpikir, ini cinta? atau hanya semacam secret admire?
yang terlalu dini untuk bilang aku cape ngomong sama kamu
karena apa? karena kamu begitu perhatiannya di hidupku
karena apa? cuma kamu yang bisa menjawabnya
Terima kasih untuk kebaikan-kebaikanmu
termasuk tentang cape ngomongmu
Comments
Post a Comment